WONOSOBO - Pola pemberdayaan PNPM Mandiri
Perdesaan di Kabupaten Wonosobo masih memprioritaskan sector fisik, hal itu
terlihat dari hasil penetapan usulan yang dilakukan oleh sejumlah kecamatan
dalam rapat forum musyawarah antar desa penetapan.
Di Kecamatan
Kalikajar, hasil usulan musyawarah antar desa penetapan sebesar Rp. 3 milyar
masuk ke kantong-kantong jenis kegiatan sarpras. Tidak
disebutkan satupun usulan kegiatan dari desa yang mengarah pada sector
pemberdayaan seperti simpan pinjam.
Ketua UPK PNPM
MPd Kecamatan Kalikajar Bambang mengatakan, dari total anggaran Rp.3
Milyar yang digelontorkan ke kecamatan, semuanya masuk ke dalam kegiatan
pengembangan saran dan prasarana, tidak ada serupiahpun dari pihak desa yang
mengusulkan sector simpan pinjam. “ kebanyakan untuk kegiatan pembangunan
jalan, jembatan, talud dan air bersih,” sebutnya.
Keengganan
pihak desa untuk mengajukan diluar sektor tersebut semisal simpan pinjam
lantaran mereka tidak mau menerima resiko berupa sangsi local yang berpotensi
mengancam penghentian bantuan PNPM bagi desa yang bersangkutan .
Dalam petunjuk
teknis operasional PNPM, kalau ada kelompok yang tidak bisa mengembalikan dana
pinjaman akan di kenai sangsi local berupa penghentian bantuan program. “ dasar
itulah yang membuat masyarakat tidak berani mengajukan,” bebernya
Imbas dari
kebijakan tersebut , banyak dana SPP yang tidak bisa diserap ke
kelompok simpan pinjam di pedesaan, ujungnnya ngendon menjadi idle
money ( uang terhenti )
Terpisah
Sekcam Kalikajar Tono Prihartono mengatakan, perlu ada evaluasi di tingkatan
para pelaku PNPM di semua level ( tingkatan) untuk melihat
pelaksanaan program secara komperhensif. Secara lebih spesifik, hasil
pemberdayaan masyarakat belum sesuai dengan yang di harapakan. “ kalau
secara fisik, itu luar biasa, tapi pada pemberdayaan masyarakat yang lain,
misalnya pengentasan Rumah tangga miskin, saya pikir perlu ada perhatian dan
penekanan,” ujarnya
Sedangkan
aktivits Petani Wonosobo Sumaeri yang juga peraih penghargaan
sebagai Ketua BKAD terbaik di Wonosobo mengatakan, pada prinsip dasar program
nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan, pelaku PNPM tidak
sekedar melaksanan program secara rutinitas akan tetapi melakukan inovasi dan
juga mengangkat rumah tangga miskin agar lebih berdaya. “ tugas PNPM
perdesaan salah satunya adalah pendampingan, mengawal masyarakat miskin hingga
mampu dan berdaya,” tandasnya.
Diakui
olehnya, bahwa program pembangunan fisik model PNPM di wilayah pedesaan sudah
luar biasa, semua pihak melihat layak menjadi teladan dan bisa dijadikan contoh
bagi pembanguan swakelola, namun ada ketimpangan pada sisi pemberdayaan
masyrakat khusunya pada pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan rumah
tanggan miskin ( RTM )
Sementara itu,
Fasilitator Kabupaten ( Faskab ) PNPM Mpd Wonosobo Adib Akrom saat dikonfirmasi
mengatakan, tidak semua hasil musyawarah antar desa penetapan hanya beorientasi
pada sektor fisik semata, banyak yang kecamatan yang mengalokasikan untuk
sector simpan pinjam. “ tidak semua seperti itu, saya pikir harus kroscek lebih jauh ke
fasilitator kecamatan yang lebih tahu secara mendalam,” pungkasnya ( gus)
0 komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar anda tengtang PNPM di Wonosobo